Thursday, November 27, 2014

ETIKA RITUAL MALAM PERTAMA

     Bagi pengantin baru, bulan madu (honeymoon) dan ‘malam pertama’ merupakan saat terindah sekaligus menegangkan. Terindah karena akan menjadi pengalaman pertama pasangan tersebut dalam meleburkan cinta, kasih dan sayang mereka dalam keintiman, sementara disebut menegangkan karena kurangnya pemahaman mengenai etika berhubungan organ-organ seks yang berperan dalam aktivitas tersebut.
Malam pertama (MP) begitulah yang dikenal oleh orang dimana juga di dalamnya terdapat istilah Making Love (ML). Begitulah sebagian orang menyebutnya. Penulis juga belum mengetahui secara pasti, karena belum mempunyai pengalaman, hehe. Tapi dengan segala kerendahan hati tentunya tidak salah mungkin ketika hamba yang hina dina ini mencoba menulis dan siapa tau bermanfaat dan dapat menjadi amal ibadah penulis itu sendiri, amien. Penulis meyakini tidak mesti menjadi hebat untuk menyampaikan, tapi sampaikanlah walau satu ayat. Tulisan ini hendaknya tidak hanya dipraktikkan untuk malam pertama saja, namun juga harus diaplikasikan pada malam-malam seterusnya.
Malam pertama bukanlah sekedar pelampiasan nafsu birahi semata dengan keegoisan individu tanpa memperhatikan kepentingan dan perasaan pasangan. Tetapi malam pertama lebih menunjukkan ungkapan rasa cinta kedua mempelai yang telah diperbolehkan (sah/halal) secara agama dan norma yang ada. 
Mungkin agak sedikit tabu ketika pertama kali melihat, mendengar dan membaca tulisan ini. Tapi tentunya harapan penulis tidak menutup kemungkinan hal ini disepelekan dan ternyata tidak sedikit pasutri tidak tahu masalah ini dan serta merta langsung tempur dan tancap gas tanpa basa basi, atau pasutri malu untuk bertanya dan belajar karena khawatir pertanyaan yang diajukan terkesan vulgar. Tapi inilah ISLAM agama yang sungguh luar biasa mengatur hingga sekecil apapun sendi-sendi kehidupan. Allah yang menciptakan manusia tentunya Allah juga yang menyediakan buku pedoman dan petunjuk, layaknya kita membeli barang elektronik tentunya punya buku pedoman dan petunjuk penggunaannya. Nah, dalam ISLAM petunjuk dan pedoman tersebut adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah (Hadist).
Bersetubuh adalah hubungan paling erat (intim) antara pria dan wanita. Sebuah persetubuhan hanya boleh dilakukan oleh pria dan wanita yang terikat dalam pernikahan. Jika tidak, maka itu adalah zinah. Nah, dalam ikatan pernikahan pun, tindakan bersetubuh harus dilakukan sesuai dengan ajaran agama. Tentu saja kita harus mengetahui bagaimana cara bersetubuh dalam Islam dan menjalankannya sesuai aturan, tata krama dan batasan yang berlaku dalam dien (red. Agama).
Bergaullah dengan cara yang ahsan sehingga ini menjadi awal yang baik bagi kelangsungan rumah tangga yang harmonis dan bahagia, sehingga akan menenangkan jiwa yang resah dan menciptakan kedamaian dalam hidup, sakinah mawaddah warohmah dan barokah. Allah swt berfirman:
“Dan bergaullah kepada mereka dengan baik. Jika kamu tidak mnyukai mereka (maka bersabarlah karena mengkin kamu tidak mnyukai sesuatu, padahal Allah menjadikannya kebaikan yang banyak”.
Selayaknya ketika kita hendak membuat kue atau masakan yang enak dan lezat atau meracik obat disuatu industri farmasi atau apotek atau di IFRS (hmm kok nyerempet ke ilmu kefarmasian sich), tentunya mempunyai SOP (Standart Operating Procedure) yang jelas, memiliki langkah-langkah yang harus dipatuhi walaupun tekniknya dibalut dengan suatu lege artis (l.a.) alias dengan aturan seni. Apatah lagi mengadon yang nantinya akan tercipta seorang anak dengan izin Allah dan pasangan suami istri sebagai perantara terciptanya seorang anak yang sholeh atau sholehah. Tentunya kita tidak ingin kan ketika kita selaku pasangan suami istri karena begitu senang dan bersemangat sehingga lupa SOP. Lho, apa yang akan terjadi??? Tentunya setan yang akan ikut dalam ‘adonan’ yang sedang kita racik tersebut. Hmm…tak heran ketika produk alias anak yang dihasilkan sifat dan perangainya seperti mohon maaf setan, yah sewajarnya saja karena kita sembarangan sejak mengadon.
So, apa bedanya kita sebagai seorang muslim dengan ummat jahiliah atau binatang? Setiap apapun itu dalam Islam mempunyai tuntunan, jangankan masalah ini, urusan buang air atau ke kakus saja punya tuntunan kok dalam agama yang syumul ini. Ternyata atauran agama ini juga terbukti bermanfaat secara ilmu kesehatan dan secara psikologis/membantu kesiapan mental dan biologis pasangan.
Nah sekarang kita sudah tau kan betapa pentingnya mengetahui SOP atau tata cara atau prosedur tetap (PROTAP) atau pedoman pelaksanaan (MANLAK) atau petunjuk pelaksanaan dan petunjuk tenknis (JUKLAK atau JUKNIS) yang kita namai etika melewati malam pertama atau yang kita sering kenal dengan MP. Bersetubuh atau bersenggama dengan istri yang telah sah dan halal tentunya, tidak hanya ketenangan dan kenikmatan serta anugerah dari Allah yang akan kita dapatkan namun merupakan ibadah. Hal ini dilakukan dan perlu dicermati agar pernikahan kita diberkahi oleh Allah swt., dan semoga kita diberikan keturunan yang qurrata a’yun (keturunan yang baik, sholeh/sholehah yang menjadi penyedap pandangan mata, yang berprestasi serta mengabdi). Oleh karena itu, menikah dapat menjadi menggenapka ½ agama. Karena dengan menikah akan menjaga kita dari perbuatan zinah, menundukkan pandangan dan lebih menentramkan karena ada tempat menyalurkan hasrat dan syahwat yang menggebu. Hadis rasulullah saw, bersabda:
“Apabila suami berdiri untuk melakukan mandi junub setelah melakukan senggama dengan istrinya, maka tiada air yang mengalir pada anggota tubuhnya, kecuali Allah swt, akan mengampuni semua dosa-dosanya, dalam keterangan lain, Allah swt, akan menulis kepadanya 1 kebaikan dari setiap helai rambut yang terkena atau terbasahi air”.

Jam kita mulai.

Persiapan sebelum menghadapi malam pertama:
1.     Rencanakanlah dengan matang agar malam pertama begitu indah dan tidak akan terlupakan selamanya. Bacalah buku-buku seputar etika malam pertama yang sesuai syariat atau tanyakan kepada orang yang sudah berpengalaman. Jangan malu untuk menyarankan istri untuk membaca dan bertanya juga demi kebaikan dan kesenangan berdua.
2.    Jagalah kesehatan dan siapkan stamina sejak 3 hari sebelum malam pertama. Minumlah vitamin dan istirahat yang cukup agar kondisi hubungan intim nantinya fit dan menyenangkan.
3.    Persiapkan tempat tidur dan ruangan serta berikan minyak wangi atau aroma terapi, agar suasana bertambah indah dan harum.
4.    Ciptakan kondisi nyaman, dan mandilah terlebih dahulu dan berwudhu agar tubuh lebih bersih dan suci dari hadas serta higienis.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan oleh sepasang mempelai pada malam pertama:
1.     Suami mengucapkan salam kepada istrinya.
2.    Suami memperlakukan istrinya dengan ramah, lemah lembut dengan tutur kata dan penuh kemesraan.
Rasul biasa mengucapkan lantunan kata indah “semoga kamu merasa tentram”.
3.    Suami meletakkan tangannya di atas kepala istri, lalu berdoa dan berselawat serta ditiupkan diubun-ubun istri.
Rasulullah saw. bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian menikah atau membeli pelayan, maka hendaklah ia meletakkan tangannya di ubun-ubun istri atau pelayan tersebut, lalu menyebut nama Allah yang Mahaagung dan memohon berkah. Kemudian hendaklah ia ucapkan doa berikut:
Allahumma inniy as’aluka khairohaa wakhoiro maa jabaltahaa ‘alaihi wa a’uudzu bika min syarrihaa wa syarri maa jabaltahaa ‘alaih.
Artinya: ‘Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan pada dirinya dan kebaikan sifat-sifat yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Aku juga berlindung kepadamu dari keburukan dirinya serta dari keburukan sifat-sifat yang telah Engkau berikan kepadanya’ ”. (H.R. Abu Dawud, Nasa’I, dan Ibnu Majah).
4.    Berwudhu dan melakukan shalat 2 rakaat berjamaah sebagaimana dilakukan oleh para ulama terdahulu.
“…Maka jika istrimu dating menghampirimu (untuk bersetubuh), perintahkanlah ia shalat dua rakaat di belakangmu”.
Dalam riwayat lain dari Ibnu Mas’ud ditambahkan,
“Katakanlah, “Ya Allah, berikanlah keberkahan kepadaku pada keluargaku (anak istriku) dan berikan keberkahan kepada mereka dalam diriku. Ya Allah, persatukanlah kami selama persatuan ini mengandung kebaikan dan pisahkanlah kami jika perpisahan ini menuju kebaikan”. (H.R. Abu bakar bin Syaibah, juga diriwayatkan oleh Al-Imam Abdul Razzaq dalam kitab Mushannafnya, sanadnya sahih, diriwayatkan oleh Al-Imam Ath-Thabrani dengan dua sanad yang keduanya shahih).
5.    Siapkan minuman hangat seperti susu atau madu. Cobalah rileks, mulailah mengajak istri dengan obrolan ringan.

Sunnah bagi suami untuk bermesraan (bercumbu rayu atau foreplay/mula’abah alias pemanasan) dengan istrinya sebelum keduanya melakukan persetubuhan.
Nabi Muhammad s.a.w. melarang suami melakukan persetubuhan sebelum membangkitkan syahwat isteri dengan rayuan dan bercumbu terlebih dahulu (Hadits Riwayat Al-Khatib dari Jabir).
Hadis dari sayyidah A’isyah, rasulullah saw, bersabda:
“Barangsiapa memegang tangan istri sambil merayunya, maka Allah swt, akan menulis baginya 1 kebaikan dan melebur 1 kejelekan serta mengangkat 1 derajat. Apabila merangkul, maka Allah swt akan menulis baginya 10 kebaikan, melebur 10 kejelekan dan mengangkat 10 derajat. Apabila menciumnya, maka Allah swt akan menulis baginya 20 kebaikan, melebur 20 kejelekan dan mengangkat 20 derajat. Apabila senggama dengannya, maka lebih baik daripada dunia seisinya”.
“…Tidakkah kamu pilih gadis, hingga kamu bisa bercumbu dengannya dan dia bisa bercumbu denganmu atau kamu dapat bergurau dengannya dan dia dapat bergurau denganmu?” (H.R. Al-Imam Al-Bukhari no.5908).
7.    Sebelum melakukan persetubuhan, disunnahkan baginya bersiwak (menggosok gigi) untuk membersihkan mulut dan gigi. Bagi suami hendaklah mempersiapkan diri dengan selalu tampil tampan dan menyenangkan bagi istrinya. Allah swt berfirman:
“…Dan para wanita memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menuntut cara yang ma’ruf…” (Q.S. Al-Baqarah:228).
Adalah sahabat Ibnu Abbas r.a. mengatakan, “Aku selalu tampil tampan di depan istriku, seperti halnya ia selalu tampil cantik di depanku”.
Sementara untuk istri disunnahkan untuk berhias dan menggunakan wangi-wangian hanya untuk suaminya saja. Rasulullah saw, bersabda:
“Sebaik-baiknya wanita ialah wanita yang selalu menggunakan wangi-wangian dan bersih”.
Dalam riwayat lain dari Sayyidina Ali, nabi saw bersabda:
“Sebaik-baiknya wanita adalah wanita yang harum baunya dan sedap masakannya”.
Disunnahkan juga bagi wanita memakai celak pada kedua matanya, dan memancar kedua tangan dan kakinya. Nabi saw, bersabda:
“Sayan paling benci, bila melihat wanita tanpa pakai celak atau pacar”.
8.    Sebelum berhubungan membaca doa berikut.
“Bismillaah, Allaahumma jannib-nisy-syaithaan wajannibsy-syay-thaana maa rozaqtanaa”.
Artinya: ‘Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah aku dari setan dan jauhkanlah setan itu dari apapun yang Engkau anugerahkan kepada kami”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Menurut imam Ghozali, disunahkan bagi orang yang mau melakukan senggama diawali dengan membaca basmalah, kemudian surat Al-Ikhlas, takbir dan tahlil, lalu membaca do’a :
“Bismillaahil ‘aliyyil a’dhim, allaahummaj a’lha dzurriyyatan thoyyibatan in kunta qoddarta an takhruja dzalika min shulby”.
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang maha besar lagi maha agung. Ya Allah, jadikanlah istriku yang menjadi adanya keturunanku yang baik, bila engkau memastikan keturunan itu keluar dari tulang rusukku”.
Dari Abdulah Ibnu Abbas r.a. berkata :

“Maka sesungguhnya apabila ditakdirkan dari suami isteri itu mendapat seorang anak dalam persetubuhan itu, tidak akan dirusak oleh syaithan atau (setan tidak akan mampu membuat bahaya) selama-lamanya”. (Hadits Sahih Riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas r.a.).
Di dalam kitab “Qasthalany” dari imam mujahid di sebutkan bahwa orang yang melakukan senggama dengan tidak menyebut asma Allah, maka setan akan ikut masuk melalui lubang zakar (penis) dan setan akan ikut bersenggama. Dalam keterangan lain setan akan duduk di zakar (penis) suami maka setan akan mengeluarkan spermanya pada farji/kemaluan (vagina) istri, sebagaimana suami mengeluarkan sperma.
9.    Berdoa ketika hampir keluar mani (ejakulasi)
Dan apabila air manimu hampir keluar, katakan dalam hatimu dan jangan menggerakkan kedua bibirmu kalimat ini :
"Alhamdulillaahil ladzii khalaqa minal maa'i basyaron, faja’alahu nasaban washihro wakana robbuka qodiro".
Artinya: “Segala pujian hanya untuk Allah yang menciptakan manusia dari pada air sperma, lalu Allah jadikan manusia itu punya keturunan dan keluarga sesungguhnya Allah adalah tuhan yang maha kuasa..”

ETIKA PERSETUBUHAN ANTARA SUAMI DAN ISTRI
1.     Segala teknik dan posisi persetubuhan boleh dilakukan sepanjang penetrasi dilakukan kepada vagina istri.
“Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai…” (Q.S. Al Baqaraah [2] : 223).
Kemudian rasulullah saw. bersabda:
“Dari depan maupun dari belakang, selama itu dilakukan di kemaluan”. (H.R. Thahawi).
2.    Seluruh bagian tubuh istri halal bagi suaminya selain duburnya (analseks).
“Terkutuklah orang yang menyetubuhi isteri diduburnya”. (Hadits Riwayat Abu Dawud dan an-Nasa'i dari Abu Hurairah).
3.    Tidak boleh (Haram) mencampuri istri saat ia sedang haid.
Katakanlah: "Haid itu adalah kotoran". Oleh kerana itu, jauhilah diri kamu dengan wanita-wanita yang sedang Haid dan janganlah kamu mendekati (menyetubuhi) mereka, sebelum mereka bersuci*. Apabila mereka telah bersuci maka bolehlah kamu menyetubuhi mereka ditempat yang diperintahkan Allah kepada kamu. Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang bertaubat dan Allah menyukai orang-orang yang mensucikan dirinya”. (Q.S. Al Baqarah:222).
*) Jangan mendekati bermaksud dilarang bersetubuh dengan isteri yang sedang kedatangan bulan dan bukanlah dilarang mempergaulinya sehari-hari. ASALKAN TIDAK BERSETUBUH !
“Dari Masruuq berkata: Aku telah bertanya kepada 'Aisyah tentang sesuatu yang boleh dilakukan seorang suami terhadap isterinya yang sedang Haid. 'Aisyah menjawab: Apa saja boleh, kecuali kemaluannya (bersetubuh)”.
4.    Jika suami hendak melakukan persetubuhan kedua dan seterusnya, maka hendaklah ia mencuci farji/kemaluan berwudhu sebelum melakukannya.
“Apabila diantara kamu telah mecampuri isterinya kemudian ia akan mengulangi persetubuhannya itu maka hendaklah ia mencuci zakarnya terlebih dahulu”. (Hadits Riwayat Baihaqi).
“Apabila  salah seorang kamu telah bersetubuh dengan istrinya, lalu ingin mengulanginya kembali maka hendaklah ia berwudhu”. (H.R. Al-Imam Muslin no.466).
5.    Sepasang suami istri boleh melepas seluruh pakaian mereka saat melakukan persetubuhan.
6.    Istri tidak boleh menolak ajakan suaminya untuk melakukan hubungan seksual.
7.    Jika seorang suami kagum melihat kecantikan perempuan lain, maka hendaklah ia bersetubuh dengan istrinya.
8.    Suami maupun istri tidak boleh (haram) menyebarkan rahasia hubungan seksual (masalah ranjang/rahasia hubungan badan) antara keduanya kepada orang lain.
Rasulullah saw, bersabda:
“Sesungguhnya manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat adalah orang lelaki yang berhubungan intim dengan istrinya, kemudian ia menyebarkan rahasianya”. (H.R. Al-Imam Muslim no. 2597).
9.    Jika seorang suami datang dari perjalanan, ia sebaiknya memberitahu istrinya kapan ia akan dating . Tujuannya, agar sang istri bisa melakukan menyambut kedatangan suaminya itu dengan membersihkan diri, menggunakan wewangian, dan lain sebagainya.
10. Seorang suami boleh menyetubuhi istri yang sedang hamil.
11.  Melakukan ‘azl membiarkan ejakulasi berlangsung di luar vagina, hukumnya makruh.
“Apabila seseorang diantara kamu bersetubuh dengan isterinya maka janganlah ia menghentikan persetubuhannya itu sehingga isterimu juga telah selesai melampiaskan hajatnya (syahwat atau mencapai kepuasan) sebagaimana kamu juga menghendaki lepasnya hajatmu (syahwat atau mencapai kepuasan)”. (Hadits Riwayat Ibnu Addi).
12. Usahakan agar istri mencapai puncak kenikmatan (orgasme) terlebih dahulu atau paling tidak bersamaan (karena wanita 9x dibanding pria dalam hal kemampuan, jadi wanita mampu namun lebih lama mencapai orgasme, laki-laki mau tapi kemampuan 1/9 kali dibanding wanita). Jika pria bisa orgasme satu kali, sedangkan wanita bisa orgasme 9 kali (berkali-kali). Setelah selesai berhubungan intim, wanita masih ingin merasakan cinta dari suaminya setelah melewati masa orgasme menuju tahap resolusi, tahap setelah merasakan kenikmatan.
Belaian lembut kepada istri cukup memberikan perasaan tenang dan kasih saying. Tetap dekap dan berbicara hangat, jangan buru-buru meninggalkan tempat tidur, karena itu sangat menyakiti hati dan perasaan pasangan. Belai mesra bila perlu hingga istri tertidur. Dengan dmikian suami akan memberikan kesan tidak hanya membutuhkan istrinya disaat berhubungan intim saja, sehingga istri akan bergairah lagi mengulangi malam pertama yang begitu berkesan, tanpa kecanggungan, kekakuan ataupun bentuk-bentuk keraguan dan ketakutan lainnya.
13. Disunnahkan bagi kedua suami istri mencuci kemaluan dan berwudhu terlebih dahulu sebelum tidur sesudah melakukan hubungan intim.
Aisyah r.a. menuturkan:
“Adalah Rasulullah saw jika beliau hendak makan atau tidur sedangkan ia junub, maka beliau mencuci kemaluannya dan berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat”. Muttafaq ‘alaih).

BERSETUBUH MENDAPAT PAHALA :

Rasulullah s.a.w. bersabda :
".....dan apabila engkau menyetubuhi isterimu, engkau mendapat pahala".
Para sahabat bertanya : Wahai Rasulullah, adakah seseorang dari kami mendapat pahala dalam melampiaskan syahwat?
Nabi menjawab : Bukankah kalau ia meletakkan (syahwatnya) di tempat yang haram tidakkah ia berdosa? Demikian pula kalau ia meletakkan (syahwatnya) pada jalan yang halal maka ia mendapat pahala.
- Hadits Riwayat Muslim.
Sungguh indah bukan jadikan malam pertama dan seterusnya adalah malam yang indah, berkesan dan penuh barokah serta menjadi ibadah, karena malam pertama adalah awal dari malam-malam berikutnya.

Sumber:
Departemen Agama RI, 2010, Pena Quran: Al Qur’anul kariim, Mushaf Al-Quran Terjemah Edisi tahun 2002, diterjemahkan oleh Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Quran, disempurnakan oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al Quran, Cetakan ke-5, Jakarta: Pena Pundi Aksara.

No comments:

Post a Comment

Melagkah pasti