Thursday, October 12, 2017

Mari Merenung

Merenunglah...!!

Hey kamu.. yg bernama jiwa manusia…
Kamu merasa sdh lama mengaji, banyak ilmu yg dikuasai, berasa otak cerdas sekali…
berduyun-duyun orang bertanya padamu sana-sini…
Lalu kamu ingin memuji diri...?
*
Hey Jiwa...!!
Dalam Fiqh perbandingan madzaahib apa yg sdh kau kuasai..? Atau kau merasa ilmumu sepantaran Imam Al-Bukhari dan An-Nawawi..?
Hingga kamu merasa pintar sendiri...?
Kemudian kau membuat orang merasa bodoh dg sikapmu yg “sok tinggi”.
Janganlah begitu...
*
ILmu Allah laksana samudera tak bertepi.
Pun di atas langit keilmuan seseorang, masih ada langit di atasnya lagi.
Di atas itu semua ada Dzat Yg Maha Mengetahui.
*
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ
“… dan di atas tiap2 orang yg berpengetahuan itu ada lagi yg Maha Mengetahui.” (Q.S. Yusuf: 76)

قيل إن العلم ثلاثة أشبار : من دخل في الشبر الأول، تكبر ومن دخل في الشبر الثانى، تواضع ومن دخل في الشبر الثالث، علم أنه ما يعلم.
“Ada yg berkata bhw sesungguhnya ilmu itu terdiri dari 3 jengkal.
Jika seseorang baru menapaki jengkal yg pertama, maka dia menjadi tinggi hati (Takabbur). Kemudian, apabila dia telah menapaki jengkal yg kedua, maka dia pun menjadi rendah hati (Tawadhu’).
Dan bilamana dia telah menapaki jengkal yg ketiga, barulah dia tahu bhw ternyata dia tidak tahu apa2” (Dinukil dari kitab Hilyah Thalibil ‘Ilmi, buah pena Syaikh Bakr ibn ‘Abdillaah Abu Zaid).
*
Rosululloh صلى الله عليه وآله وسلم bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk Syurga seseorang yg di dlm hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.”
Ada seseorang yg bertanya, “Bagaimana dg seorang yg suka memakai baju dan sandal yg bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim)
*
Sya'ir berkata:
تواضع تكن كالنجم لاح لناظر, على صفحات الماء وهو رفيع
ولا تكن كالدخان يعلو بنفسه, على طبقات الجو وهو وضيع
“Rendah hatilah…jadilah laksana bintang bercahaya yg tampak di bayangan air yg rendah, padahal sebenarnya dia berada di ketinggian. Jangan menjadi laksana asap yg membumbung tinggi dg sendirinya di lapisan udara yg tinggi, padahal sebenarnya dia rendah.”
*
Hey Jiwa... yg mengaku telah meniti Jalan Salaful Shaleh…
Coba lihat akhlakmu ini, Mulutmu kotor penuh hujatan, mencela, dan memaki...
Mana sajakah dari akhlak mereka yg kau setujui..?
*
Coba kau hitung dg jari...!!!
Kau pandai mengaku tapi tak jua baik budi

وكل يدَّعي وصلاً بليلى …. وليلى لا تقر لهم بذاكا
“Semua orang mengaku punya hubungan cinta dg Laila, namun Laila tak membenarkan pengakuan mereka.”
Janganlah begitu…
*
Pengakuan itu tidak hanya sekadar di lisan belaka, namun harus dibuktikan dg amalan yg nyata wahai yg bernama jiwa…
*
Kamu.. yg sudah berpakaian syar’i..
Kamu melirik sinis ke akhawat yg baru mulai serius belajar Agama, kau rendahkan mereka dg gelagatmu yg membuat mereka jengah.
Apa engkau mengira dirimu itu sdh shaalihah setengah mati...?
*
Allah تعالى berfirman:

فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
“..Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. DIA lah Yg paling mengetahui tentang orang yg bertakwa.” (Q.S An-Najm:32)
Janganlah begitu...
*
Berpakaian syar’i tdk serta merta menjadikan diri kita seutuhnya baik dan suci.
Bisa jadi di sisi lain mereka lebih baik darimu, karena ternyata, mungkin diantara yg berjilbab syar’i msh ada yg suka ber-ghibah tentang itu dan ini.. Janganlah merasa Syurga sdh kau booking sendiri.
*
Kamu, yg sdh menghafal Al-Qur’an seluruhnya…
Tak usahlah merasa paling hebat sedunia. Apa tajwidnya sdh benar kau terapkan dg sempurna..?
Apa hafalanmu mencapai derajat “itqaan” di luar kepala...?
*
Kamu, yg sdh menghafal hadits ribuan banyaknya…
Tak perlu kau merasa otakmu paling kinclong sejagat raya.
*
Baiklah,,, kamu mungkin sdh berhasil menghafal sekaliber Al-Imam Bukhari. Tapi apakah kamu sdh menguasai dan menghafal berbagai kitab induk hadits lainnya...? Lengkap dg Asbaabul wurudnya, Penjelasannya, Plus menguasai serba-serbi ilmu tentang hadits dan Mustholahnya...?
Janganlah begitu.…
*
Sesungguhnya hafalanmu bkn utk sekadar berbangga-bangga belaka.
Apa kau sdh mentadabburi isinya, Kau amalkan yg telah kau hafal...? Belum tentu semua yg kau hafalkan, dapat benar2 kau amalkan dlm kehidupan nyata.
*
Berhati-hatilah... tercabutnya nikmat hafalan itu semua, kala hatimu lengah mencari ridha dan pujian manusia.
*
Kamu, yg pandai menghias bacaan Al-Qur’anmu…
Mungkin suaramu itu seperti Syaikh Musyari dan Syaikh Fahd Al-Kandari. Atau tajwidmu secermat Syaikh Al-Hudzaifi.
*
Lantas kamu jadi pamer dan berbangga hati?

ماشاء الله
*
Membaca Al-Qur’an kok hanya ingin dipuji: “Maa Syaa Allaah…suara dan cengkok lagunya indah sekali…“.
Janganlah begitu...
*
Sesungguhnya memiliki suara indah hanyalah anugrah ILahi sekaligus fitnah dari Allah bagi diri. Jika kamu terus berbangga hati, bisa jadi nikmat suara indahmu nanti dicabut oleh Allah, hingga suaramu jadi sumbang, atau malah tak memiliki pita suara sama sekali

والعياذ بالله تعالى
*
Syukurilah dan gunakan hal itu utk menambah pahala bagi dirimu sendiri.

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ
“… dan apa saja nikmat yg ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemadharatan, Maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl : 53).
*
Kamu, si pintar dari universitas ternama…
Apa sih sumbangsihmu bagi Negara dan Agama..?
*
Tak usahlah kau jadi besar kepala..!! Kalaupun kau sdh menyumbang manfaat bagi sesama, belum tentu itu kan berbuah pahala.
Iya, karena tendensimu ternyata tak lebih dari perkara dunia semata, bukan karena ikhlas mencari ridha-Nya.
*
Kamu, yg bisa baca kitab kuning dan berbahasa arab tanpa harakat…
Mengapa hal itu membuatmu begitu tinggi hati..? Kesalahan wajar pemula kau caci maki.
*
Bercerminlah terhadap diri, Apakah dahulu engkau tak pernah tersalah dalam belajar sama sekali...?
*
Kamu, yg bergelimang harta…
Memandang orang tak punya dg sebelah mata.
Lagakmu itu bak dunia milik pribadimu saja.
Untuk urusan sedekah, Subhaanallaah… begitu pelitnya.
*
Allah تعالى berfirman,

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya hartamu dan anak2mu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yg besar.” (QS. At-Taghabun: 15)
*
Kamu, yg (katanya) berjihad di jalan Allah menegakkan dan membela Agama-Nya…
Klaim mu telah “mengorbankan segalanya“.
Belum tentu amalanmu diakui di sisi-Nya.
*
Iya, karena dg amalanmu, kamu berbuat ‘Ujub dan Riya' seolah kau mengharapkan pujian sebagai Mujahid asli dan Pemberani
*
Raدosululloh صلى الله عليه وآله وسلم bersabda:

ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ
“Tiga perkara yg membinasakan pahala
1. Rasa pelit yg ditaati
2. Hawa nafsu yg diikuti
3. Ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri” (HR. At-Thabrani dlm Mu’jam Al-Ausath)
*
Kamu, penulis nasihat yg (katanya) bijak dan disukai…
Apa kau pikir tulisanmu itu paling cemerlang sendiri..? Lalu kamu jadi berbangga hati..? Merasa sudah jadi penasihat sejati..? Amboi, berkacalah diri.. jangan-jangan kamu bak lilin yg membakarmu sendiri.
Sudah menasihati tapi tak dijalani.
*
Dari Usamah bin Zaid رضي الله عنه, dia berkata, “Aku pernah mendengar Rosululloh صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, “Seseorang didatangkan pada hari kiamat lalu dilemparkan ke dlm Neraka, hingga usus perutnya terburai, lalu dia berputar-putar di dlm Neraka seperti himar (Keledai) yg berputar-putar pada alat penggilingnya. Lalu para Penghuni Neraka mengerumuninya seraya bertanya, ‘Wahai Fulan, apa yg telah menimpamu..? Bukankah engkau dahulu menyuruh kami kpd yg Ma’ruf dan mencegah kami dari yg Munkar..?’
Dia menjawab, 'Memang aku dulu menyuruh kalian kpd yg Ma’ruf, tapi justru aku TIDAK melakukannya, dan aku mencegah kalian dari yamg Mungkar, tapi aku justru melakukannya.” (HR.Bukhari & Muslim)
"
Allah عز وجل berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ، كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ
“Wahai orang2 yg beriman..! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yg kamu tak kerjakan..? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa yg tak kamu kerjakan.” (QS. Ash-shaf: 2-3)
*
Hey kamu yg berani berpoligami
Dengan banyak istri
Janganlah kau pamerkan para istrimu di kamera Tivi
Kau pajang istrimu saat mengaji
Kau biarkan para lelaki memandang istrimu dg birahi
*
Ketika para lelaki memandang mereka
Muncul aneka rasa
Ada yg mencibir dan ada yg suka
Semua dosa akan menimpamu jua
*
Banyak Habib dan Ulama
Yang punya istri ganda
Tapi para Beliau menyembunyikan mereka
Karena para Beliau bersih dari Sum'ah dan Riya'
*
Hey..kamu.. kamu dan kamu… jangan sombong wahai jiwa…
Kamu.. kamu… kamu… jangan merasa ‘Ujub dan Riya' duhai manusia…
*
Dengan segala kelebihan yg kau punya.
Sejatinya kelebihanmu itu semua bak pisau bermata dua
Yang dapat menghantarkanmu ke Syurga
Ada justru akan menjerumuskanmu ke dlm Neraka.
*
Ya, karena kelebihanmu itu dapat menjadi karunia yg berbuah Pahala, atau bencana yg berujung Dosa.
Sadarlah wahai Jiwa..
Supaya kamu tak terjerumus ke lembah duka
*
Met merenung
Smg bermanfaat
Salam Cinta....

No comments:

Post a Comment

Melagkah pasti