Monday, August 1, 2016

Sebuah cubitan

Umar Abdul Kafi pernah bertemu dg seorang laki2 berusia senja, Usianya sekitar 60 thn.
*
Sosok penulis buku Al-Wa’dul Haq ini tak menemukan tanda2 sujud di dlm diri laki2 yg ditemuinya tersebut.
"
Umar memberanikan diri utk mengajukan pertanyaan dg sangat hati2, “Kapan terakhir kali Anda menghadapkan diri kpd Allah Ta’ala?”
"
Seraya menundukkan pandangannya, laki2 itu berujar, “Sekitar 55 thn silam. Saat usiaku 5 thn.”
*
Lelaki tersebut pun menceritakan, “Aku bergegas melakukan shalat bersama sahabat2ku.
*
Namun, ada seorang laki2 dewasa yg mendatangiku sembari berkata ketus, ‘Enyahlah kalian! Berdirilah di sana (menunjuk arah luar masjid). Shalatlah di sana.’”
*
Seketika itu juga, laki2 itu keluar dari masjid dan tak pernah lagi menuju masjid utk beribadah.,,,, Selamanya.
*
Bekas sakitnya masih tertancap kuat di dlm benak dan nuraninya karena diusir dari rumah Allah tempat ia dan teman2nya melaksanakan sholat.
*
Sebagai jamaah tetap di sebuah masjid, kadang kita tidak mampu utk bersikap bijaksana.
*
Padahal, sikap bijaksana merupakan lambang kematangan sekaligus teladan dari Nabi Muhammad SAW.
*
Kita yg sering memarahi anak2 di masjid ketika mereka ramai, mungkin lupa dg apa yg pernah dicontohkan oleh Rosululloh SAW.
*
Beliau pernah turun dari mimbar utk mendekati cucunya yg tengah berlari, lantas menggendongnya dan kembali melanjutkan khutbah.
*
Dalam hadist lain diceritakan bhw saat Rosululloh sujud dlm sholat, Hasan dan Husein bermain menaiki punggung Rosululloh.
*
Jika ada sahabat yg ingin melarang Hasan-Husein, maka Rosululloh memberi isyarat utk membiarkannya.
*
Apabila shalat telah selesai, Rosululloh memangku kedua cucunya itu (HR: Ibnu Khuzaimah).
*
Kemarahan kita bahkan semakin memuncak saat merasa diri kita paling khusyuk.
*
Kita mengira bhw celoteh anak2 dan tawa kecil mereka merupakan satu2nya sebab tercerabutnya khusysuk yg kita upayakan dg susah payah.
*
Alhasil, kita dg gegas menyalahkan sebab dan berusaha utk segera mengusirnya dg segenap kemampuan yg kita miliki sebagai orang tua dan sebagai Pengurus Masjid yg merasa punya Kuasa utk melakukan apa saja terhadap siapapun yg tak kita sukai.
*
Mungkin, kita lupa. Bhw kemarahan yg kita muntahkan amat besar peluangnya utk menyingkirkan anak2 dari Masjid.
*
Padahal kita harus benar2 sadar bhw ketika kita meninggal Dunia, di masjid tak akan ada lagi yg akan meneruskan kebiasaan baik kita, memelihara dan memakmurkan Masjid tersebut.
*
Sebab anak2 yg telah tumbuh dewasa itu enggan utk menuju masjid.
*
Rasa trauma lantaran kemarahan yg dahulu pernah kita lontarkan tanpa sedikit pun niat utk menyampaikan nasihat.
*
Kpd Anda yg kerap melontarkan kemarahan kpd anak2 di masjid atas nama kekhusyukan dan merasa paling layak memarahi, camkan kisah ini baik2.
*
Sebab kisah ini amat nyata dan amat bisa menimpa Anda sekalian.
*
Jika Anda pernah melakukannya, bergegaslah utk meminta ampun kpd Allah Ta’ala lantaran Anda telah menghalangi seorang hamba dari mendekat dan beribadah kpd-Nya.
*
Dan yg perlu diingat, dicatat, dan diamalkan adalah sikap lemah lembut dlm menyelesaikan masalah anak2 di Masjid.
*
Smg bermanfaat
Salam Cinta.......

No comments:

Post a Comment

Melagkah pasti