Tuesday, July 19, 2016

Ibu

Malaikat Pilihan ALLAH

Suatu ketika, seorang Bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkan ke dunia, sang Bayi bertanya kepada SANG MAHA PENCIPTA ;

Bayi: “Para Malaikat di sini mengatakan, besok Engkau akan mengirimku ke dunia. Tapi bagaimana cara aku hidup di sana? Aku begitu kecil dan lemah.”

ALLAH: “Aku telah memilih satu Malaikat untukmu. Ia yang akan menjaga dan mengasihimu.”

Bayi: “Tapi aku suka disini. Di Surga ini apa yang aku lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagiku untuk bahagia.”

ALLAH: “Malaikatmu nanti akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan lebih bahagia.”

Sang bayi kembali bertanya kepada SANG MAHA PENCIPTA ...

Bayi: “Dan apa yang bisa aku lakukan ketika aku ingin berbicara kepadaMu?"

ALLAH: “Malaikatmu nanti akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa.”

Bayi: “Aku mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang nanti akan melindungi aku?"

ALLAH: “Malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun.”

Bayi: “Tapi aku akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi.”

ALLAH: “Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku. Dan ia akan mengajarkan bagaimana caranya agar kamu bisa kembali kepadaKu, walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu.”

Saat itu Surga begitu tenangnya, sehingga suara-suara dari bumi dapat terdengar, dan sang bayi tadi dengan suara lirih bertanya lagi...

Bayi: “Jika aku harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahu aku, siapa nama malaikat buatku di bumi nanti?”

ALLAH: “Kamu dapat memanggil nama malaikatmu itu... IBU."

____________

Ingatlah ibu yang menyayangimu. Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi.

Ingatkah engkau, ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuh kecilmu?

Ingatkah engkau, ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu? Dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit?

Sesekali temui lah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan. Kembalilah, mohon maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu.

Jangan biarkan kau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang, ketika ibumu telah tiada. Tak ada lagi, dan tak akan ada lagi yang akan meneteskan air mata mendo’akanmu disetiap hembusan nafasnya.

No comments:

Post a Comment

Melagkah pasti